Anjuran Islam dalam Memberi Nama Anak
Informasimu
---
Di dalam pergaulan sehari-hari kita mungkin sering mendengar kalimat ‘apalah arti sebuah nama’. Ternyata bagi Agama Islam, nama memiliki arti penting. Pasalnya pada hari kiamat nanti, manusia dipanggil sesuai nama diri dan ayahnya.
Sehingga sudah seyogyanya panggilan yang melekat ini berisi doa serta harapan dan tidak boleh asal-asalan. Bagi orang tua hal ini sudah harus menjadi perhatian penting. Islam menganjurkan agar memperhatikan hal ini sebelum memberi nama anak. Apa saja? Berikut ringkasannya.
1. Ketahui Nama-nama yang Disukai Allah
Sebelum memberi nama anak, ketahui dahulu apa saja nama-nama anak yang paling disukai Allah SWT. Dalam banyak hadistnya, Rasulullah SAW menyebutkan nama-nama yang indah dan disukai Allah.
Berdasarkan hadist riwayat Muslim, Nabi Muhammad SAW mengatakan tentang dua nama yang sangat disukai Allah, yakni Abdullah dan Abdurrahman. Namun tentu saja ini nama untuk anak laki-laki.
Ibnu Umar ra. mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya” Sesungguhnya nama kalian yang paling disukai oleh Allah ialah Abdullah dan Abdurrahman” (HR Muslim)
Ada pula nama lain yang disukai Allah. Adalah nama-nama para nabi Rasul yang disarankan diberikan untuk nama anak. Memberi nama anak dengan nama nabi karena diharapkan anak tersebut akan memperoleh berkah dari sebutan namanya. Dan diharapkan memperoleh sifat menyerupai nabi yang namanya di pakai.
2. Ketahui Nama-nama yang Dibenci Allah
Hal kedua yang perlu diperhatiakan sebelum memberi nama anak adalah mengetahui nama-nama yang dibenci Allah SWT. Bukan tidak disampaikan, Rasulullah SAW sudah mengabarkan nama-nama yang membuat Allah marah.
Salah satunya adalah nama Malikul Amlaak dan sejenisnya seperti Ahkamul Hakimin, Sulthonus Salaathiin, Robbul Arbaab. Nama-nama ini khusus hanya untuk Allah. Sehingga sebagai hamba-Nya kita dilarang memakainya.
Selain nama tersebut ada lagi nama yang tidak disukai Allah. Samurah bin Jundub ra. menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda “Jangan sekali-kali memberi nama budak kalian dengan nama Yasar (Mudah atau kaya), Najih (dari kata Najh yang artinya sukses). Juga jangan diberi nama Aflah (dari kata Al Falah yang artinya beruntung). Sebab jika kamu bertanya “Apakah ada dia?” lalu dia tidak ada, maka akan dijawab “Tidak ada”. Sungguh semua itu hanya empat nama. (HR Muslim, Abu Dawud, dan Tirmidzi).
Hadist ini melarang kita memberi nama seseorang dengan empat nama tersebut. Sebab akan menimbulkan kosekunsi kurang baik. Misalnya seseorang diberi nama Aflaah (untung). Suatu ketika jika kita mencarinya “Apakah disana ada dia” lalu ternyata orang tersebut tidak ada, maka akan dijawab “Tidak ada”, yakni tidak ada untung. Kalimat tidak ada untung tersebut sebenarnya mengatakan keadaan yang sesungguhnya bahwa orang yang bernama untung tidak ada di sana. Namun kalimat itu bisa saja semacam keluhan atau doa.
3. Jangan Memberi Nama dengan Menyematkan Nama Bulan Masehi
Seperti diketahui banyak sekali umat Islam yang menyematkan nama bulan masehi pada nama lengkapnya. Perlu diketahui bahwa nama-nama bulan dari Januari hingga Desember diambil dari nama dewa-dewi dalam mitologi Yunani dan Romawi kuno.
Januari berasal dari kata Janus yang merupakan nama dewa pintu. Februari berasal diambil dari bahasa Latin, Februus, yang merupakan nama dewa penyucian. Dahulu bangsa Yunani melakukan penyucian pada bulan ini. Dan nama yang sering digunakan antara lain Febri, Febi, Febrian, Febriana, Febrianto dll.
Maret diambil dari nama Dewa Mars atau Martius yakni Dewa Perang. Nama yang sering digunakan dengan bulan ini seperti Maryanto, Martini, Marina dll.
April diambil dari nama Aphrodite yaitu sang dewi kecantikan. Mei diambil dari nama Dewi Yunani, yaitu Maia. Juni dari Dewi Juno yang dalam mitologi Romawi adalah istri Dewa Jupiter. Juli diambil dari nama Julius Caesar. Augustus, yang merupakan kaisar Romawi. September diambil dari bahasa Latin”Septem”, Oktober berasal dari kata “Octo” November, dari bahasa Latin”Novem” Desember , dari kata “Decem”